Monday, April 17, 2006

Bagaimana meminta maaf

Jujur deh, sebagai orang tua pasti kita kerap ngerasa selalu benar. Terutama terhadap anak-anak kita. Gile, gengsi dong, masak orang tua kalah sama anak? Masak ternyata pendapat anak kita lebih bener daripada pendapat kita? Gak aci ah! Terkadang orang tua terkaget-kaget ketika mendapati bahwa si anak memprotes ‘kebijakannya’. Sebetulnya sah-sah aja sih kalau orang tua ngerasa seperti itu. Ego orang tua yang nggak bisa dilawan oleh kebiasaan. Tapi memang nggak selalu sesuai dengan kenyataan dan zaman.

Gue sendiri, yang udah idup selama hampir 27 tahun, belum pernah sekalipun mendengar orang tua gue minta maaf sama anak-anaknya, kecuali saat lebaran, karena itupun memang sudah kewajiban. Biasanya sih, kalau dalam suatu perdebatan santai dimana pada akhirnya kami sama-sama tau bahwa pendapat anak-anak lebih benar, orang tua gue memilih diam dan nggak ngelanjutin topik. Dan kami anak-anaknya juga memilih untuk nggak memperpanjang pembicaraan. Tapi kita sama-sama tau aja.

Tapi menjadi amat sangat berbeda ketika kita terbukti bersalah. Wuiih apapun alasan yang kita kemukakan nggak akan diterima sampai kami minta maaf atas kesalahan kami. Dan buntutnya adalah ucapan ‘kurang apa sih kita sebagai orang tua ngasih perhatian dan kasih sayang sama anak?, kenapa kalian ngelawan terus?’

He..he..perhatian sama kasih sayang sih emang nggak pernah kurang. Cuma dialog terbuka yang jarang ada kesempatan. Anyway, tetep aja sih kalau mau diitung-itung, porsi mereka bener sama kita yang bener lebih banyak mereka yang bener.

Nah, gue nggak pingin apa yang gue dan suami rasakan terhadap orang tua masing2 (yang buruk tentunya) nggak terulang sama Kayla. Gue pingin kami dipandang sebagai orang tua yang bisa berdialog dua arah dengan anaknya, dan sebagai orang tua yang berani minta maaf jika salah terhadap anak. Hal ini sudah gue mulai dari sekarang. Setiap kali gue habis ngomel yang agak berlebihan sama neng, gue selalu minta maaf. Biasanya bunyinya gini ‘Neng, mama minta maaf ya tadi ngomel sama neng, mama sayang banget sama neng, Cuma suka nggak sabar kalo neng bandel banget. Lain kali neng gak boleh ulangin ya, maafin mama ya!’ dan si neng jawab ‘iya mah, neng juga minta maaf ya, neng gak bandel lagi, neng juga sayang mama.’ Walau abis itu, namanya juga anak kecil, bandelnya ya diulangin lagi. Kekekekekekekkk

At least, gue mau memulai kebiasaan itu diterapkan dalam keluarga kami. Sebagai awal yang menurut gue baik dalam membangun fondasi keluarga yang demokratis. Gue sendiri gak yakin apakah ini bisa berlangsung terus setelah anak-anak gue besar nanti? Apakah gue gak mulai jaga gengsi di depan mereka nanti? Wallahualam bisshawab! Tapi Insya Allah kita tetep coba.

1 comment:

Anonymous said...

mamakayla.blogspot.com is very informative. The article is very professionally written. I enjoy reading mamakayla.blogspot.com every day.
instant payday
payday loans online